Berjuang Demi Sesuap Nasi di Tengah Getirnya Kehidupan

Di masa tua, harusnya seseorang sudah bisa menikmati sisa hidupnya dengan nyaman. Pada usia lanjut juga menjadi salah satu fase di mana banyak orang mengharapkan ketenangan dalam hidup.

Namun, tidak semua orang bisa seberuntung itu. Seperti Nenek Malang (84) yang tetap berjuang demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk menyambung hidup.

Meski usia sudah tak lagi muda, Nenek Malang tetap harus berjuang demi sesuap nasi di tengah getirnya kehidupan. Panas terik dan hujan badai tak menyurutkan langkanya untuk menjajakan hasil dagangannya kepada pengendara roda dua maupun roda empat di sepanjang jalan Jendral Sudirman, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

Sejak suaminya meninggal dunia, Nenek Malang, memilih untuk berjualan keripik demi mencari nafkah agar dapat bertahan hidup. Namun sedihnya, dagangannya tersebut seringkali tak laku.

“Kalau untung tidak seberapa nak, yang penting cukup untuk membeli beras, “kata nenek Malang.

Di pun menceritakan, penghasilan nenek tidak menentu, jika jualanya laku bisa untung Rp50 ribu per harinya. Bahkan terkadang tak mendapatkan penghasilan sama sekali. Jika dalam sehari dia, tidak mendapatkan penghasilan, dia hanya bisa pasrah.

Menurutnya, lebih baik berjualan dari pada pergi meminta atau meminjam uang kepada orang lain. Bagi dia, selagi masih kuat untuk bekerja, dirinya akan terus berusaha.

“Banyak yang bilang kepada nenek, tidak ada gah anak tah. Saya punya enam orang anak tapi anak saya semua sudah berkeluarga dan mereka juga susah kasian, daripada saya merepotkan anak-anak saya, lebih baik saya berjualan, apalagi saya masih kuat, “ungakpnya.

Ia juga menceritakan, tiap hari selepas subuh, Nenek Malang, pergi berbelanja Ubi dan Gula merah di Pasar Sentral Lakessi untuk membuat kue kering yang di jualnya.


Penulis : Hasruddin/Accung

Diterbitkan oleh Opini Publik

Opini Publik dikembangkan sebagai sarana menyampaikan gagasan. Termasuk, memberikan informasi, pendidikan, gaya hidup, dan budaya dikemas dengan cerita ringan yang menginspirasi pembaca. Opini Publik menyajikan kisah inspiratif, budaya, gaya hidup, dunia kampus, dan sekolah. Opini Publik dikelola secara personal. Pembaca atau pengunjung diharapkan tidak hanya menjadikan Opini Publik sebagai satu-satunya sumber informasi kebutuhan mereka.(*)

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai