
Maraknya gelandangan, pengemis, dan orang terlantar (Gepeng) di sejumlah titik lampu merah Kota Parepare merah dinilai cukup meresahkan warga dan pengendara, salah satunya penjual tisu. Ironisnya, banyak dari penjual tersebut masih anak-anak. Hal itu membuat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Parepare mengambil langkah serius.
Diketahui seperti di sekitaran Lapangan Andi Makassau Kota Parepare merupakan lokasi yang kerap dijumpai penjual tisu yang kerap kali ditemukan.
Kasatpol PP Parepare H. Anzar mengatakan, mereka saat ini menjadi peminta dengan cara yang berbeda. Meraka yang kerap berjualan di lampu merah berasal dari daerah luar Kota Parepare di bawa oleh seseorang untuk datang ke Parepare.
“Yang saya cari sekarang sponsornya yang selalu membawa anak-anak untuk berjualan,”kata H Anzar saat dihubungi Kamis 19 Mei 2022.
Demi mencari sponsor tersebut, Anzar menyampaikan, pihaknya menurungkan tim peduli reaksi cepat yang selalu melakukan pemantauan di setiap perempatan lampu merah. Namun, disaat sudah menemukan sponsornya mereka langsung menghilang. Sehingga pihaknya, mengakali dengan menggunakan kendaraan pribadi dan pakaian biasa untuk mengontorol pedagang di lampu merah.
“Semua anggota kita saat memantau mereka tidak menggunakan kendaraan dinas dan pakaian dinas. Jika kami menggunakan kendaraan dinas dari jauh mereka pasti sudah melihat kami dan langsung lari. Sehingga kami khawatir jika dia melihat kami mereka langsung lari dan ada kejadian yang tidak diinginkan seperi mereka ditabrak. Itu yang kita hindari,”jelasnya.
Tidak sedikit di antara masih di usia anak-anak, dia menegaskan, berdasarkan Undang-undang yang berlaku, anak-anak seharusnya mendapat perlindugan. Situasi seperti itu akan menimbulkan persaingan usaha yang melahirkan konflik sosial. Dikhawatirkan mendorong tindak kriminal.
“Selama ini kita telah melakukan langkah dan upaya penanganan, seperti mediasi dan pembinaan. Namun, diakui upaya tersebut sejauh ini belum dianggap efektif. Justru patroli lebih efektif. Kami menjaga titik-titik rawan pedagang untuk mencegah mereka terus berkeliaran. Selain itu dibutuhkan pula pengawasan dari masyarakat sendiri,”pungkasnya.
Penulis : Hasruddin/Accung
